Dayyuts, Profil Suami Serta Ayah Yang Buruk
Rumahku adalah surgaku, rasanya ungkapan ini yang menggambarkan keinginan setiap insan manusia akan kebaikan dan kebahagiaan hidup bagi seluruh anggota keluarganya. Namun terkadang ungkapan ini hanya sekedar slogan saja yang jarang terwujud. Dan salah satu penyebabnya adalah pernyakit "Diyatsah" yang telah melanda kepala keluarga.
Diyatsah ? ya....Diyatsah atau Dayyuts merupakan seorang suami atau ayah yang membiarkan terjadinya perbuatan buruk dalam keluarga. Dalam sebuah hadits yang di riwayatkan dari Abdullah bin Umar Radhiallohuanhu, Rasululloh Solallohu'alaihi wasallam bersabda :
"Ada tiga golongan manusia yang Alloh Subhanahu wa Ta'ala mengharamkan surga bagi mereka, yaitu pecandu khamer (minuman keras), orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya dan ad-dayyuts, ialah seorang yang membiarkan terjadinya perbuatan maksiat dalam keluarga."
Dari hadits diatas telah jelas di sampaikan oleh Rasululloh bahwasanya Dayyuts merupakan perbuatan yang dilarang dan diancam keras oleh Alloh Subahanahu wa Ta'ala, bahkan pelakunya akan di murkai Alloh, karena termasuk melakukan perbuatan dosa besar.
Ancaman keras atas perbuatan ini sebagaimana di sebutkan dalam hadits diatas adalah sangat wajar mengingat dampak buruk yang akan terjadi jika perbuatan ini dilakukan oleh seseorang kepada anggota keluargannya. Karena itu perbuatan ini akan berakibat merusak agama pelakunya. Dikatakan merusak agama sebab perbuatan ini akan menghilangkan serta mengikis sifat ghiroh (kecemburuan karena kebaikan dalam agama) yang merupakan pendorong kebaikan dalam diri seseorang.
Bayangkan saja, sebagai suami atau ayah bagi anak-anaknya terkadang kepala keluarga lalai dari beberapa keburukan yang ada didalam rumah tangganya. Mereka membiarkan istri dan anak-anak perempuannya pergi keluar rumah tanpa mahrom serta berpakaian yang tidak layak tanpa mengenakan jilbab syar'i. Padahal jelas bahwasanya pergi keluar rumah dengan mahrom serta mengenakan jilbab syar'i merupakan perintah Alloh Subhanahu wa Ta'ala. Sebagaimana firmanNya Q.S Al-Ahzab [22] 59 :
"Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu dan anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin : "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Alloh Maha Pengampun Maha Penyayang."
Dari ayat diatas telah jelas bahwasanya jilbab merupakan perkara yang wajib bagi seorang muslimah, karena itu tak ada toleransi sedikitpun didalam pelaksanaannya meskipun seorang ayah atau orang tua tidak pernah menekankannya barang sekali dalam seumur hidupnya. Dan secuil nasihat kepada ayah selaku pemimpin dan kepala rumah tangga "seandainya kita benar-benar mencintai serta menyayangi istri dan anak-anak kita hendaknya menyadari bahwasanya cinta dan kasih sayang sejati terhadap mereka tidak hanya di wujudkannya dengan mencukupi segala kebutuhan duniawi lengkap dengan seabrek fasilitas hidup mereka. Akan tetapi yang lebih penting adalah pemenuhan asupan ruhani mereka terhadap pengajaran serta bimbingan agama yang benar yang bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagaimana yang telah di contohkan melalui para Shahabat Nabi Solallohu 'alaihi wasallam."
Dan sebelum mengakhiri tulisa ini semoga apa yang Alloh Subhanahu wa Ta'ala firmankan dalam Q.S At-Tahrim, surat yang ke 66 ayat yang ke 6 ini mampu memberikan referensi keilmuan bagi kita untuk dapat menjauhi sifat Dayyuts yang di murkai Alloh Subahanahu wa Ta'ala.
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu...."
Posting Komentar