Android Vs My Dumb Phone


Bilal Idea - Meski di tahun 2013 ini sudah masanya Smartphone menjadi raja telekomunikasi, namun nokiem lawasku yang memiliki seri 3xxx dimana usianya telah memasuki kepala 3 (tiga tahun maksudnya) tetap setia dan unggul. Yah kira-kira kalimat ini cukup membuatku gembira meski dalam artikel kali ini saya akan mengulas seluk-beluk berkenaan dengan Android si telephone pintar “katanya”.

Awal Kisah

Kurang lebih 6 bulan yang lalau saya berkenalan dengan ponsel android generasi pertama (menurut saya) dengan fitur layar sentuh besutan dari Kross (salah satu phonsel made in China yang laris manis di pasaran), dan terus terang bersyukur rasanya karena hingga saat ini ponsel tersebut masih aktif dan sehat kondisinya.
Apa saja spesifikasinya ? tentunya layar sentuh dengan penampang 3,2 inchi, kamera 1,3 MP plus front camera dengan kualitas VGA, Camcorder kualitas VGA, bluetooth, FM Radio, TV, Music Player, Video Player, Dual SIM tipe GSM dengan dukungan 2 GB external memory, dan satu lagi yang paling penting ........... ANDROID ! (mantab).

Berhubung saya merasakan langsung manfaat dari ponsel pintar ini, akhirnya saya memutuskan untuk membagi pengalaman tersebut di blog saya ini. Dan saya berharap sekaligus berasumsi bahwa siapa tahu di antara anda para pembaca sekalian ada yang penasaran dengan performa ponsel berbasis Android. Oke, pakai bahasa inggris dikit “ let's ride the bike and push that button !” apa artinya ? search di google translate segera ! hehe…maaf ya !

Si Phonsel Pintar Itu Android ?

Supaya anda tidak ragu atau bingung dengan poin di atas, saya akan mencoba untuk menyajikan definisi dari saudara kandung dari smartphone itu sendiri, yakni "dumb phone". Dumb phone atau "ponsel bodoh" (waduh….belum sekolah kali ya ?), ya kira-kira begitulah. Namun yang saya maksudkan di sini dengan Dumb phone adalah ponsel-ponsel yang hanya bisa digunakan untuk menelepon dan SMS-an saja. Dan salah satu ponsel yang cocok dijadikan contoh di sini sayangnya adalah hape saya sendiri, dimana dalam mukadimah sebagai kalimat pembuka saya telah sebutkan namanya yaitu Nokiem dengan seri 3xxx, yang saya beli kurang lebih 3 tahun yang lalu, dimana hingga kini usianya telah memasuki kepala 3. Ya si Dumb phone saya bertajuk Nokiem ini sepertinya memang di desain khusus oleh pabrikannya untuk dua kerja utama yaitu Telphone dan SMS. Akan tetapi masih ada beberapa fitur tambahan yang membalut tampilannya yang meliputi fasilitas alarm, game sederhana (snake, kartu serta pinball), stop watch, kalkulator dan….cukup.

Jadi sebuah ponsel sederhana yang tak dilengkapi pemutar suara, pemutar video, TV, picture viewer, internet, perekam suara, GPS, accelerometer, handsfree, juga APPS. Lengkap bukan saudara ? Maksudnya lengkap sudah penderitaan si pemiliknya karena hanya itu saja fasilitas serta fitur yang di sajikannya. Hahaha……

Blusuk’an Ke Hardware Android

Sementara itu, definisi ponsel cerdas adalah kebalikannya. Ponsel-ponsel jenis ini umumnya dijejali dengan fitur plus kemampuan untuk menyerupai komputer yang sudah sering kita pakai, baik dari segi hardware maupun software. Anda tidak percaya ? buktikan saja dengan membelinya ! lha min….uangnya ikut siapa ?

O.K lah, biar nggak keluar uang lihat saja spesifikasi hardware yang disematkan oleh Zamzung pada ponsel Google Nexus, apa saja speknya ? tentunya sebuah prosesor dual-core TI OMAP 4460 yang bisa berlari ngebut pada kecepatan 1.2GHz (menyerupai intel pentium IV), RAM (Random Asistant Memory) sebesar 1GB, kapasitas penyimpanan yang mencapai 32GB, Bluetooth 3.0, Wi-Fi 802.11b/g/n, dan GPS. Itu tadi contoh ponsel Android yang ada di kelas high end, sementara yang saya beli enam bulan yang lalu hanyalah kelas low end, sehingga spesifikasi perangkat kerasnya tidaklah sama dengan komputer generasi sekarang. Tapi meskipun begitu, saya tetap yakin bahwa ponsel pintar sata besutan Kross yang saya beli enam bulan lalu tetaplah termasuk ponsel pintar karena clock pada processornya sudah mencapai 600 MHz plus internal memori pada kisaran 150 MB. Persis seperti komputer di era Pentium 1 dan 2 bukan ? Ya dan mengangguk sajalah ! “Terima kasih”.

Blusuk’an Ke Softwarenya Android

Hal yang sama juga terjadi di sisi perangkat lunaknya. Bahkan banyak kalangan yang beranggapan bahwa justru perangkat lunaklah yang benar-benar membuat sebuah ponsel pintar layak menyandang predikat cerdas. Dengan adanya sistem operasi yang menjadi landasan bagi aplikasi lainnya untuk berjalan, sebuah ponsel cerdas saat ini tampaknya mulai menyerupai PC atau laptop yang sudah lama merevolusi corak kehidupan umat manusia, walau agak sedikit berbeda dalam karasteristik penggunaan tentunya.

Oke, mari kita kemon alias kembali lagi ke jalan yang benar. Belajar bahasa inggris sedikit lagi “So the question is........” mengapa saya menyebut ponsel-ponsel Android sebagai sesuatu yang masuk ke dalam kategori "pintar".

Yang jelas, ponsel Android itu layak disebut pintar karena memiliki kemampuan untuk menjalankan apps - sebutan untuk aplikasi-aplikasi yang berjalan di smartphone. Menariknya, aplikasi-aplikasi ini tersedia dalam jumlah yang sangat melimpah, yakni sekitar 450 ribuan aplikasi plus variatif dalam hal fungsi dan kegunaan (Wikipedia.com). Ada aplikasi untuk mengingat jejak Anda dalam sebuah perjalanan panjang, untuk membaca al-quran beserta terjemahan dan contoh cara membacanya, untuk membaca kumpulan do'a harian, untuk membaca buku-buku digital, untuk menulis jurnal, untuk membuat to do list, untuk melihat email, untuk mengecek statistik sekaligus performa blog/situs ecommerce kita, untuk melihat keadaan jalan raya di kota-kota besar, untuk berbagi foto dan video sekaligus mengeditnya, untuk membaca berita, untuk menonton TV, untuk mengatur akun kita di jejaring sosial, untuk chatting secara gratis dengan sahabat-sahabat kita yang memakai Blackberry, Nokia, atau iPhone, untuk membuka file MS Office powerpoint, excel, dan Word, untuk mengendalikan server secara remote, untuk merekam suara, peramal cuaca, file sharing, sebagai kompas penunjuk arah mata angin, dan seterusnya.

Selain contoh-contoh fungsi di atas, sejatinya akan masih banyak lagi yang bisa kita lakukan dengan ponsel Android. Tapi untuk lebih jelasnya, saya mempersilahkan anda semua untuk berburu aplikasi di berbagai pasar aplikasi yang sudah eksis seperti Google Play dan Amazon App store. Pesan saya : ”Hati-hati”, awas jatuh pusing karena sudah ada ratusan ribu aplikasi di sana.

Untuk Para Pelajar Dan Pengusaha

Bila Anda adalah seorang pelajar dan pengusaha, saya menyarankan anda semua untuk menjajal kemampuan platform yang satu ini. Ketersediaan aplikasi dalam jumlah yang sangat besar tidak hanya bisa memperkaya kehidupan anda, tapi juga memperbesar peluang Anda untuk menggaet meraup ilmu-ilmu baru dalam dunia pendidikan dan mampu menarik pelanggan baru sekaligus mempertahankan pelanggan lama. Di samping itu, memiliki ponsel berbasis Android sepertinya juga benar-benar bisa membuat kita serasa menggenggam komputer yang ada di rumah atau di dalam ransel kita. Jadi….saya dan ratusan juta pengguna Android sudah membuktikannya meski masih memakai besutan China, sekarang giliran anda untuk membuktikannya.

Namun perlu untuk di catat “karena memiliki beragam fitur yang mampu menopang berbagai keinginan, secara otomatis baterai akan cepat habis atau boros dan ini adalah satu kekurangan yang membungkus aneka kelebihannya” Dan inilah satu kekurangan Smartphone jika dibandingkan dengan Dumb phone yang diwakili Nokiem punyaku, dimana dalam sekali charge mampu di gunakan berhari-hari. Dan…That all….cukup.



Oleh : Ivan Purnawan (Berbagai Sumber)

3 komentar

·
8 Januari 2013 pukul 17.07
Reply

walah, dibandingke kok ro Nokiem lawas'e sampeyan... la adoh....

Nokiem'e Mung menang batu'ne sing awet ro fasilitas senter ge tukang reparasi, wkwkwkwk

·
9 Januari 2013 pukul 03.09
Reply

bagaimanapun may dumb phone mantab ! (ngayem-ayemi atine sing nduwe)

·
9 Januari 2013 pukul 03.11
Reply

OK, thanks bro....

Posting Komentar

Templated by Blogger Items
item