Biopori Sahabat Bumi
·
11.08
Disabled comments
Biopori adalah lubang-lubang di dalam
tanah yang terbentuk akibat berbagai akitifitas organisma di dalamnya,
seperti cacing, perakaran tanaman, rayap dan fauna tanah laiinya.
Lubang-lubang yang terbentuk akan terisi udara, dan akan menjadi tempat
berlalunya air di dalam tanah (Tim Biopori IPB, 2007). Teknologi Biopori
ini ditemukan oleh Ir. Kamir Raziudin Brata MSc, peneliti dan dosen
Department Ilmu Tanah dan Sumber Daya Alam IPB tahun 1976. Sebelum di
publikasikan ke masyarakat telah digunakannya selama 20 tahun.
Secara
alamiah, lubang biopori secara alami terbentuk oleh cacing dan lubang
yang terbentuk oleh aktifitas akar tanaman. Bila lubang-lubang seperti
ini dapat dibuat dengan jumlah banyak, maka kemampuan dari sebidang
tanah untuk meresapkan air akan diharapkan semakin meningkat.
Meningkatnya kemampuan tanah dalam meresapkan air akan memperkecil
peluang terjadinya aliran air di permukaan tanah, dengan perkataan lain
akan dapat mengurangi bahaya banjir yang mungkin terjadi.
Secara
alami kondisi seperti itu dapat dijumpai pada lantai hutan dimana
serasah atau bahan organik terumpuk di bagian permukaan tanah. Bahan
organik ini selanjutnya menjadi bahan pakan (sumber energi) bagi
berbagai fauna tanah untuk melakukan aktifitasnya termasuk membentuk
biopori. Pada ekosistem lantai hutan yang baik, sebagian besar air hujan
yang jatuh dipermukaannya akan diresapkan kedalam tanah.
Ekosistem
demikian dapat ditiru di lokasi lain dengan membuat lubang vertikal
kedalam tanah. Lubang-lubang tersebut selanjutnya diisi bahan organik,
seperti sampah-sampah organik rumah tangga, potongan rumput atau
vegetasi lainnya, dan sejenisnya. Bahan organik ini kelak akan dijadikan
sumber energi bagi organisme di dalam tanah sehinga aktifitas mereka
akan meningkat. Dengan meningkatnya aktifitas mereka maka akan semakin
banyak biopori yang terbentuk.
Kesinergisan antara
lubang vertikal yang dibuat dengan biopori yang terbentuk akan
memungkinkan lubang-lubang ini dimanfaatlkan sebagai lubang peresapan
air artifisial yang relatif murah dan ramah lingkungan.
Manfaat Biopori
Berdasarkan Publikasi Tim Biopori IPB (2007) dijelaskan manfaat dari penerapan biopori adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan daya resapan air.
Kehadiran
lubang resapan biopori secara langsung akan menambah bidang resapan
air, setidaknya sebesar luas kolom/dinding lubang. Sebagai contoh bila
lubang dibuat dengan diameter 10 cm dan dalam 100 cm maka luas bidang
resapan akan bertambah sebanyak 3140 cm2 atau hampir 1/3 m2. Dengan kata
lain suatu permukaan tanah berbentuk lingkaran dengan diamater 10 cm,
yang semula mempunyai bidang resapan 78,5 cm2 setelah dibuat lubang
resapan biopori dengan kedalaman 100 cm, luas bidang resapannya menjadi
3218 cm2.
Dengan adanya aktivitas fauna tanah pada lubang resapan
maka biopori akan terbentuk dan senantiasa terpelihara keberadaannya.
Oleh karena itu bidang resapan ini akan selalu terjaga kemampuannya
dalam meresapkan air. Dengan demikian kombinasi antara luas bidang
resapan dengan kehadiran biopori secara bersama-sama akan meningkatkan
kemampuan dalam meresapkan air.
2. Mengubah Sampah Organik Menjadi Kompos
Lubang
resapan biopori "diaktifkan" dengan memberikan sampah organik
kedalamnya. Sampah ini akan dijadikan sebagai sumber energi bagi
organisme tanah untuk melakukan kegiatannya melalui proses dekomposisi.
Sampah yang telah didekompoisi ini dikenal sebagai kompos. Melalui
proses seperti itu maka lubang resapan biopori selain berfungsi sebagai
bidang peresap air juga sekaligus berfungsi sebagai "pabrik" pembuat
kompos. Kompos dapat dipanen pada setiap periode tertentu dan dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk organik pada berbagai jenis tanaman, seperti
tanaman hias, sayuran, dan jenis tanaman lainnya. Bagi mereka yang
senang dengan budidaya tanaman/sayuran organik maka kompos dari lubang
biopori adalah alternatif yang dapat digunakan sebagai pupuk sayurannya.
3. Memanfaatkan Fauna Tanah dan atau Akar Tanaman
Lubang
Resapan Biopori diaktikan oleh organisme tanah, khususnya fauna tanah
dan perakaran tanaman. Aktivitas merekalah yang selanjutnya akan
menciptakan rongga-rongga atau liang-liang di dalam tanah yang akan
dijadikan "saluran" air untuk meresap ke dalam tubuh tanah.
Dengan
memanfaatkan aktivitas mereka maka rongga-rongga atau liang-liang
tersebut akan senantiasa terpelihara dan terjaga keberadaannya sehingga
kemampuan peresapannya akan tetap terjaga tanpa campur tangan langsung
dari manusia untuk pemeliharaannya. Hal ini tentunya akan sangat
menghemat tenaga dan biaya. Kewajiban faktor manusia dalam hal ini
adalah memberikan pakan kepada mereka berupa sampah organik pada periode
tertentu. Sampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang akan menjadi
humus dan tubuh biota dalam tanah, tidak cepat diemisikan ke atmosfir
sebagai gas rumah kaca; berarti mengurangi pemanasan global dan
memelihara biodiversitas dalam tanah.
Dengan munculnya
lubang-lubang resapan biopori dapat dicegah adanya genangan air,
sehingga berbagai masalah yang diakibatkannya seperti mewabahnya
penyakit malaria, demam berdarah dan kaki gajah (filariasis) akan dapat
dihindari.
Cara Pembuatan Biopori
Cara pembuatan biopori adalah sebagai berikut:
- Buat lubang silindris secara vertikal ke dalam tanah dengan diamter 10 cm. Kedalaman kurang lebih 100 cm atau tidak sampai melampaui muka air tanah bila air tanahnya dangkal. Jarak antar lubang antara 50 - 100 cm.
- Mulut lubang dapat diperkuat dengan semen selebar 2 - 3 cm dengan tebal 2 cm di sekeliling mulut lubang.
- Isi lubang dengan sampah organik yang berasal dari sampah dapur, sisa tanaman, dedaunan, atau pangkasan rumput.
- Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah berkurang dan menyusut akibat proses pelapukan.
- Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang resapan.